Sabtu, 14 Juli 2012

SHARE Our Memorable Journey

written by : Arya Verdi Ramadhani

Pada tahun ini, bila tidak ada aral melintang, Trabalista & Glitter 70 akan melewati sebuah kegiatan yang amat spesial, yaitu acara reuni yang lebih dikenal dengan sebutan “GREYUNION”. GREYUNION mengedepankan tema yang sederhana namun sarat akan makna, “Share Our Memorable Journey”. Di usia Trabalista & Glitter yang terus bertambah tentu banyak sekali perubahan diri dan perjalanan hidup yang telah dilewati semenjak kita pertama kali bergabung sebagai anggota SMUN 70. Namun, karena kesibukan masing-masing, kadang sedikit sekali waktu yang tersedia untuk bertemu kembali dengan teman-teman seangkatan dulu untuk berbagi perjalanan hidup kita. Memahami hal tersebut, GREYUNION dilaksanakan dengan tujuan dapat menjadi ajang kita untuk temu kangen, silaturahmi, dan yang terpenting share atau berbagi.

Di GREYUNION nanti, kita bisa bertemu teman teman lama yang – mungkin – sudah bertahun tidak bertemu, maka di sana lah menjadi ajang kita untuk berbagi cerita dan pengalaman,  yang tidak sebatas saat kita sebagai utas sampai dengan agit, namun juga masa kuliah dulu, masa-masa pernikahan, dan juga perjalanan karir kita sampai saat ini. Lalu apa yang membedakan GREYUNION dengan acara reuni lainnya sehingga tidak hanya terhenti di seremoni temu kangen belaka? Yang membedakan adalah kata “SHARE” alias berbagi. Tidak hanya berbagi cerita pada teman saat GREYUNION berlangsung, namun juga berbagi ilmu, berbagi rezeki, dan berbagi kebahagiaan bagi orang-orang yang lebih kurang beruntung dibandingkan kita. Lho kok bisa? Ya, karena panitia telah merencanakan beberapa kegiatan Pre-Reuni yang dapat mewadahi kegiatan berbagi tersebut, di antara nya kegiatan berbuka puasa bersama dengan anak yatim/anak jalanan, donor darah, dan mengajar anak-anak kurang mampu di sebuah sekolah gratis.

Semua kegiatan tersebut tentu membutuhkan dana. Nah, uang yang teman-teman bayarkan sebagai HTM GREYUNION, sebagian akan panitia sisihkan untuk mendukung kegiatan Pre-Reuni tersebut. Pertanyaannya, sepenting apakah kegiatan berbagi tersebut? Apa manfaatnya bagi kita sebagai individu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, izinkan gw berbagi sebuah cerita .

Pada awal tahun 2004, bersama teman-teman sesama mahasiswa, kami membuat suatu program pendidikan bagi anak-anak korban penggusuran di perkampungan nelayan Kali Adem, Jakarta. Perkampungan tersebut persis bersebelahan dengan satu komplek yang dihuni oleh masyarakat kelas atas, dan hanya dibatasi oleh sebuah tembok panjang yang telah kusam. Tembok itu seakan-akan menjadi saksi bisu besarnya jurang pemisah antara masyarakat mapan dan masyarakat miskin di Jakarta. Beberapa diantara tembok tersebut sengaja dibolongin oleh anak-anak Kaliadem agar mereka dapat bermain dan bercanda tawa di taman bermain komplek tersebut- hal yang amat mewah bagi mereka.  Mereka bermain disana dengan resiko sewaktu-waktu diusir oleh satpam. Kadang gw tidak bisa menahan senyum saat mereka “berkejar-kejaran” dengan satpam tersebut.

Untuk anak-anak itu, kami sengaja membuat kurikulum pendidikan yang berbasiskan pembangunan karakter dengan metode pengajaran yang penuh aktivitas gerak, bernyanyi, dan permainan agar mereka tidak mudah bosan. Meski memiliki kesibukan masing-masing, namun kami selalu berusaha untuk datang secara rutin setiap akhir pekan. Sungguh tidak ada satu pun diantara kami yang pernah mengeluh meski harus merelakan waktu istirahat di akhir pekan, menempuh perjalanan yang cukup jauh, dan tanpa mendapatkan imbalan apapun. Segala kelelahan dan perjuangan habis terkikis dengan senyuman dan canda tawa dari anak-anak Kali Adem. Kami semua melakukannya dengan sukarela dengan semangat ikhlas untuk berbagi ilmu.

Sungguh, gw sangat menikmati kegiatan tersebut. Bagaimana tidak? Di saat banyak orang berpikir bahwa meraih kebahagiaan itu sulit dan mahal, gw mendapatkannya dengan mudah dan tanpa biaya. Tambahan pula, kebahagiaan tersebut tidak hanya dirasakan sendiri, namun juga dirasakan puluhan anak-anak kurang beruntung yang selalu menyambut kami dengan pelukan dan senyuman setiap kali melihat kami tiba di tempat mereka. Bagi anak-anak tersebut, kedatangan kami adalah kebahagiaan dan hiburan tersendiri di tengah kesulitan hidup yang mendera mereka. Sungguh membuat bahagia!

Beberapa orang sempat menanyakan “untuk apa sih melakukan semua itu? Kan gak dapat bayaran apapun”. Hm, entah yah, tapi sejak melakukan kegiatan semacam itu gw semakin menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih berharga daripada imbalan materi belaka. Penasaran dengan hal tersebut, gw mencoba membongkar literatur-literatur psikologi. Setelah membaca beberapa tulisan dan artikel, gw mendapatkan bukti bahwa kegiatan berbagi yang dilakukan secara sukarela memang memiliki pengaruh terhadap kondisi psikologis seseorang. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kegiatan berbagi dapat menurunkan perasaan stres, meningkatkan kepuasan hidup yang lebih tinggi, perasaan yang lebih kuat dalam menghargai diri sendiri, dan depresi/kecemasan yang lebih sedikit. Intinya, salah satu hal penting yang terungkap melalui penelitian tersebut adalah bahwa berbagi kepada orang lain ternyata secara signifikan mempengaruhi peningkatan kebahagiaan kita.

Segala kegiatan, selama positif, tentu ada manfaat bagi orang yang melakukannya. Nah, begitu pula bila melakukan kegiatan berbagi secara sukarela. Kira-kira berikut rangkuman manfaat yang didapatkan :
  1. Meningkatkan kepedulian kita kepada suatu hal atau orang lain
  2. Menunjukkan suatu tanda kedewasaan, yaitu dapat berpikir hal-hal lain selain kebutuhan atau keinginan sendiri.
  3. Meningkatkan kebahagiaan diri sendiri melalui memberikan bantuan untuk orang lain.

Mudah-mudahan gw berhasil membuat teman-teman menjadi lebih tertarik untuk melakukan kegiatan berbagi – yang tentu dilakukan dengan sukarela. Semakin banyak orang yang saling membantu sesama, tentu akan semakin banyak energi positif yang menyebar diantara kita.  Angkatan kita telah membuktikan bahwa keinginan untuk berbagi telah tertanam kuat di diri dengan terkumpulnya – secara cepat – sejumlah uang untuk membantu Pak Amir, guru olahraga kita saat kelas satu dulu, yang sedang terbaring di ICCU RSCM karena serangan jantung. Salut buat teman-teman semua. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, ramaikan kegiatan Pre-Reuni tersebut. Untuk detail acaranya, ditunggu aja ya melalui situs ini atau twitter @TRBGLT.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar